Sungai Citarum Ditayangkan TV Inggris




Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian.






SEBAGAI SUNGAI TERKOTOR DARI 10 SUNGAI TERKOTOR DI DUNIA
Berbagai media lokal sampai internasional telah menetapkan Sungai Citarum termasuk satu dari sepuluh sungai terkotor di dunia. Tentunya hal ini sangat memprihatinkan, mengingat sedikitnya 20 juta orang kehidupannya sangat bergantung terhadap sungai citarum. “Sungai Citarum luar biasa strategisnya untuk kehidupan umat manusia, khususnya di lingkungan Jawa Barat. Citarum adalah milik bersama, milik pemerintah nasional, kabupaten/kota dan masyarakat di sekitar lingkungannya, bahkan sebuah perusahaan daerah air minum pun, 60% suplai air baku sumbernya dari sungai citarum” ungkap Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, Dr.Ir.Anang Sudaryanto saat menyampaikan Sosialisasi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Citarum-Hulu di Wilayah Kabupaten Bandung yang berlangsung di Gedung Bale Sawala-Soreang, Rabu (12/2/2014).
Dikatakan Anang Sudaryanto, pencemaran sungai di antaranya akibat kandungan kimia yang cukup tinggi, limbah hewan, sampah domestik sampai hajat manusia. Untuk pengendalian pencemaran lingkungan pada segmen 1 ini mencakup jarak 0-20 KM, di mulai hulu situ Cisanti sampai wilayah Majalaya.
Aliran sungai tersebut melalui sedikitnya 71 kawasan industri dan 55 desa dari lima kecamatan diantaranya kecamatan Pacet, Kertasari, Paseh, Ibun dan kecamatan Majalaya. “Bahkan 19 desa dan lokasinya berada langsung di kanan kiri sungai,” tutur Anang seraya menjelaskan di area tersebut terdapat pula area peternakan dan pertanian.
Program Gerakan Citarum Bestari (Bersih, Sehat, Lestari dan Indah) 2018 yang telah dikeluarkan oleh Provinsi Jabar ini dinilai Anang bisa menjadi solusi dan membangun kesepakatan seluruh pemangku kepentingan untuk mengembalikan kebersihan sungai citarum. Dalam program tersebut, dijelaskannya mencakup tentang rencana penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum hulu melalui dua pendekatan yakni struktural dan non struktural.
Dalam pendekatan struktural pihaknya akan melakukan pembangunan sumur resapan/imbuhan dan biopori, perencanaan dan pembangunan waduk, penataan kawasan peternakan, pengelolaan limbah ternak, dan pembangunan IPAL Domestik Komunal. “Sementara secara non struktural, kita berfokus pada pengelolaan limbah industri dan melakukan pembinaan, pengawasan ketaatan industri, serta penegakan hukum,” jelas Anang.

Jadi begitulah sedikit cerita dari Sungai Citarum. Pemerintah harus segera bertindak serius dalam pengelolaan Sungai Citarum sebelum pencemaran yang lebih besar terjadi! Tercemarnya Sungai Citarum sekarang sudah "tercium" sampai ke luar negeri, apakah ini patut dibanggakan?

Sekian. Terima kasih sudah membaca post ini, semoga bermanfaat.

Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.FuwpHIbd.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.FuwpHIbd.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.FuwpHIbd.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.dLkZs1id.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.dLkZs1id.dpufDari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian.
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.FuwpHIbd.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.dLkZs1id.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.FuwpHIbd.dpuf
Dari jauh terlihat seperti lapangan sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.

Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum bertajuk 'Unreported World, The World’s Dirtiest River'.

Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014 malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga, kini membawa bencana.

Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman, seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.

"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen populasi ikan di Citarum.

Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung akan tampil dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai seorang yang tiap hari menjadi bagian dari perkembangan sungai.

Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.

Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau hitam.

Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk itu.

"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036198/tv-inggris-tayangkan-dokumenter-citarum-sungai-terkotor-sedunia#sthash.FuwpHIbd.d

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologis Peristiwa Yogya Kembali

Pesawat Air Asia QZ 8501 Surabaya-Singapura Dilaporkan Hilang

Sedikit Info Tentang Kalimantan Selatan